KILLER APLICATION
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini banyak bermunculan istilah atau konsep-konsep baru dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam kegiatan perekonomian- baik pada level ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Bahkan konsep-konsep baru tersebut telah mengarah ke teori-teori baru yang melengkapi, dipertentangkan bahkan menggantikan beberapa konsep atau teori lama. Semua konsep-konsep baru tersebut berkaitan dengan perkembangan dan penerapan Teknologi Informasi dan sistem informasi pada berbagai sektor perekonomian.
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah berjalan dengan sangat pesat memberikan berbagai kemudahan memperoleh informasi dari berbagai penjuru dunia dalam hitungan detik, yang pada “zaman batu“ dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin, kini telah menjadi kenyataan.
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh sebuah organisasi/perusahaan menuntut pemberdayaan seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi/perusahaan demi terselesaikannya permasalahan dengan cepat dan tepat.
Dengan terus meningkatnya persaingan di layanan broadband, maka killer application sangat dinantikan untuk menjadi sumber pertumbuhan. Persaingan selalu merupakan kondisi yang menarik untuk belajar marketing dan sharing marketing ideas. Akses broadband memungkinkan berkembangnya berbagai jenis aplikasi baru yang akan lebih sulit dinikmati oleh pengguna tanpa menggunakan akses broadband tersebut.
Kesuksesan suatu sistem informasi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem tersebut dapat menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga ditentukan oleh kesesuaiannya dengan lingkungan pekerjaan, yang berarti informasi tersebut dibutuhkan oleh para pengguna. Karena meskipun secara teknis sistem tersebut sempurna, tetapi belum bisa dikatakan berhasil jika pemakai sistem tidak menggunakannya.
LINGKUP BAHASAN
Killer application merupakan jenis aplikasi yang menjadi andalan untuk suatu teknologi tertentu. Untuk 3G, killer application-nya adalah video call dan video streaming. Untuk 4G diprediksi yang menjadi killer application adalah telepresence. Namun, tarif layanan ini harus ditekan serendah mungkin supaya banyak pengguna yang memanfaatkannya. Hal ini bukan tidak mungkin karena ke depannya semua jaringan diharapkan sudah berbasis IP sehingga tarif dapat ditekan.
ISI BAHASAN
Killer Application atau disingkat dengan Killer App menurut Wikipedia adalah program komputer yang sangat diperlukan atau diinginkan. Killer App dapat secara substansial meningkatkan penjualan dari platform yang digunakan untuk menjalankan program komputer tersebut.
Killer App atau Killer Application merupakan istilah dalam dunia komputer untuk piranti lunak yang membuat sebuah teknologi atau sebuah platform menjadi lebih populer digunakan masyarakat banyak.
Kita perlu killer application yang dengannya segala persoalan ini bisa diselesaikan. Intinya yang utama adalah kesejahteraan rakyat, dengan killer application ini diharapkan akan terjadi secara meyakinkan peningkatan pada indikator-indikator mengenai kesejahteraan rakyat.
Tidak ada batasan yang sangat kaku akan jargon ini. Beberapa contoh aplikasi yang bisa dikategorikan sebagai killer application antara lain: e-mail, World Wide Web dengan kontribusi Mosaic GUI (Graphic User Interface), beberapa online games dan yang akhir-akhir ini menjadi perhatian adalah online social media networks.
Bila membayangkan apa yang bisa dimanfaatkan dari layanan ini memang akan sangat luar biasa. Lingkup pemanfaatan dan jenis layanan yang bisa dikembangkan bisa sangat luas dan beragam. Strategi bisnis yang menekankan pada karakter lokal dalam lingkungan global akan sangat terbantu . Pengenalan profil dan karakter pelanggan bisa sangat detail. Bayangkan kegiatan kita sehari-hari bisa dikenali oleh provider layanan ini. Kebiasaan belanja, kebiasaan makan, preferensi hotel untuk menginap dan sebagainya akan bisa dikenali dan direkam. Kemudian bayangkan data dari sekian banyak individu dapat dikumpulkan dan bisa menjadi senjata dalam marketing yang sangat ampuh dalam mengenali market dan customer.
Sekitar tahun 1979 saat pangsa pasar PC terbentuk ada sebuah Killer Application, yaitu aplikasi Visi-calc. Yaitu sebuah aplikasi pengolah spread-sheet yang banyak berguna bagi pelaku bisnis. Komputer Apple yang awalnya dianggap hanya sebagai barang hobi dilirik sebagai business-tool yang handal.
Alhasil komputer Apple II yang menyertakan VisiCalc dalam proses penjualannya mendapatkan buah manis, angka penjualan Apple II yang meroket. Sayang keadaan ini tidak berlanjut.
Sekitar tahun 1983, PC Clone IBM memasangkan aplikasi Lotus 1-2-3 yang merupakan versi Visi-Calc dalam template IBM. Akhirnya PC IBM mengambil alih kejayaan komputer Apple.
Di tahun 1993 saat mulai ada SMS, jumlah pemakaian telepon GSM meningkat pesat disamping makin baiknya kualitas layanan jaringan telekomunikasi. Sms menjadi salah satu Killer Application saat itu di dunia mobile communication. Bahkan sebuah riset menyatakan hampir 85% pengguna GSM, aktif menggunakan sms sebagai sarana komunikasi.
Di era mobile internet yang semakin marak berkembang, banyak pengamat media yang beranggapan Killer Application sekarang adalah situs-situs jejaring sosial, terutama Facebook dan Twitter.
Nama Facebook sangat dikenal dan digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Jumlah account pengguna Facebook semakin bertambah. Bahkan golongan masyarakat yang jarang menggunakan komputer tiba-tiba mendadak memerlukan koneksi internet untuk mengakses Facebook. Twitter, situs micro-blogging sudah mulai menuai perhatian masyarakat walalupun belum seheboh Facebook.
Adanya fenomena booming masyarakat dalam mengakses Facebook dan Twitter turut mendongkrak penjualan Smartphone di Indonesia termasuk BlackBerry. Brand Facebook serta Twitter seakan menjadi supporting alas an utama konsumen untuk membeli smartphone. Alhasil jumlah BlackBerry yang terjual di Indonesia menyentuh angka yang sangat fantastis walaupun jika ditelaah lebih dalam mungkin angka penjualan tersebut tidak berbanding lurus dengan pengguna push e-mail. Karena ada asumsi kuat mereka membeli untuk bisa mengakses Facebook atau Twitter dengan mudah disamping ada alasan lainnya.
Tren fenomena Facebook sebagai Killer Application di ikuti dengan maraknya merek-merek hand phone lokal dan Cina, dengan harga yang sangat ekonomis dengan mengusung promosi dapat mengakses Facebook.
Killer Application diadopsi teknologi 3G, banyak pihak mengkhawatirkan teknologi ini tidak akan diminati banyak orang. Kekhawatiran bahwa 3G akan terseok-seok mengingat teknologi ini kesulitan mencari aplikasi yang begitu mengena di hati pengunanya (killer application). Namun keraguan itu sedikit demi sedikit mulai terkikis. Diam-diam, angka pengguna teknologi 3G di dunia telah mencapai 100 juta di pertengahan tahun ini. Sehingga banyak pihak optimistis jika di akhir tahun ini akan ada 200 juta pengguna layanan 3G.
Terjawabnya kekhawatiran banyak pihak yang menyebut 3G tidak akan berkembang itu karena ternyata peran killer application akan dipegang oleh content (isi). Melalui pengalaman yang dipaparkan beberapa negara yang telah lebih dulu mengimplementasi 3G, content mempunyai peran strategis dalam pengembangan 3G. Soal content mana yang benar-benar bisa menarik pengguna, memang variatif. Namun, hal itu bisa dimulai dengan content yang menyangkut kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan peran content sebagai killer application, maka agar 3G berkembang diperlukan beragam content yang ditawarkan. Untuk itu, industri content perlu ditumbuhkembangkan dan dirangkul. Tanpa merangkul mereka semua dengan pola pembagian keuntungan yang merangsang pekerja content lebih kreatif dan semangat, layanan 3G yang ditawarkan jadi kurang variatif dan mungkin saja tidak mendapat tempat di masyarakat sehingga muaranya bisa jadi 3G tidak akan berkembang di pasar Indonesia. Namun meski mempunyai peran signifikan, operator dan content provider tetap juga harus mematuhi koridor hukum mengenai content mana saja yang bisa dilempar ke masyarakat.
Terjawabnya kekhawatiran banyak pihak yang menyebut 3G tidak akan berkembang itu karena ternyata peran killer application akan dipegang oleh content (isi). Melalui pengalaman yang dipaparkan beberapa negara yang telah lebih dulu mengimplementasi 3G, content mempunyai peran strategis dalam pengembangan 3G.
Yang mungkin terjadi adalah operator akan menyajikan layanan video atau informasi berdasar pesanan pengguna, atau bisa juga operator seluler membuat stasiun televisi sendiri. Dengan begitu, operator akan mendapat pemasukan semisal dari iklan, sehingga tayangan televisi dapat dinikmati pengguna secara gratis. Tentu saja, hal-hal yang terkait dengan regulasi penyiaran melalui telepon bergerak ini perlu dipertegas sejak awal agar operator tahu apa saja yang harus dilakukan dan ke mana perizinan diminta.
Mengembangkan content dengan melibatkan media semacam televisi diperkirakan akan mendapat sambutan yang cukup signifikan. Hal itu sesuai dengan suasana bangsa ini yang sedang bergerak ke arah demokratisasi, di mana masyarakat ingin dilibatkan dalam berbagai aktivitas dan didengarkan pendapatnya. Apalagi, sekarang ini pun banyak dilakukan program-program televisi yang mencari idola, baik itu dalam bidang musik, lawak, maupun atlet secara instan. Audisi yang biasanya dilakukan berpusat di satu tempat, misalnya, dengan fasilitas 3G dapat dilakukan dari rumah sehingga tanpa harus mengeluarkan dana untuk transportasi dan akomodasi.
Yang amat sederhana, namun sangat mungkin menarik masyarakat, adalah penggunaan video call 3G untuk reportase kemacetan. Dengan menggabungkan fasilitas video call dengan televisi, yang juga dapat dilihat melalui mobile TV, reportase kondisi jalan raya yang selama ini banyak disiarkan di stasiun radio dengan hanya menampilkan suara saja, dengan 3G menjadi lebih interaktif. Masyarakat bisa menjadi reporter dan kamerawan dadakan dapat melaporkan secara langsung dari lokasi mengenai kondisi lalu lintas dengan suara dan gambar secara live.
SIMPULAN
Killer application adalah program (software) yang demikian populernya sehingga digemari banyak orang. Efek sampingannya adalah penjualan hal-hal yang terkait dengannya menjadi melonjak. Killer Application sebuah aplikasi yang dapat memberikan keuntungan komtetitif secara signifkan pada permintaan pasar. Disebut Killer Application bahwa aplikasi ini sangat diminati, dibutuhkan dan dapat men ‘generate’ suatu kebutuhan bisnis yang lebih besar lagi. Sehingga dari semua itu, dilihat dari perkembangannya dengan harapan agar apapun teknologinya, yang penting adalah bagaimana masyarakat secara merata dan murah dapat menikmati perkembangan teknologi yang ada untuk kemajuan bangsa dan menjadikan mereka agar dapat berpartisipasi menjadi bagian dari roda perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
http://teknologi.kompasiana.com/group/internet/2009/10/30/location-based-services-killer-application-berikutnya/ (diakses tanggal 21 Mei 2010)
http://marsudibudiutomo.multiply.com/journal/item/51/Killer_Installer_instead_of_Killer_Application_-_Sebuah_Gagasan (diakses tanggal 21 Mei 2010)
http://www.feedberry.com/2010/02/01/“killer-app”-dan-smartphone (diakses tanggal 21 Mei 2010)
http://yogiyulianto.blog.binusian.org/2009/12/05/pertemuan-5-killer-application/ (diakses tanggal 21 Mei 2010)
http://filbert.blog.mediaindonesia.com (diakses tanggal 21 Mei 2010)
http://www.majalaheindonesia.com/comment_E16.htm (diakses tanggal 21 Mei 2010)